Jumat, 29 Mei 2020

Ketika Aku Menghadapi..... Tuhan Mempertemukanku..... (Kusaksikan KebaikanMu)

Posted by Febrianty Lumban Gaol
Jumat, 29 Mei 2020

Ketika aku menghadapi kesulitan dalam perkuliahan, jurusan Teknik Informatika dimana didominasi laki-laki yang pasti logikanya jauh lebih bagus dari perempuan dan semua pelajarannya sangat susah dari algoritma, matematika, flowchart, programming dengan layar hitam/ biru, aku sempat putus asa dan minder tidak bisa mengikuti, aku hanya bertahan supaya Orang Tuaku tidak sedih, Tuhan mempertemukanku dengan Ju****, perempuan batak yang pinter, kami berteman dekat sehingga aku bangkit dan bersemangat belajar, kami berdua akhirnya berhasil menjadi asisten lembaga kursus di kampus pada semester 3 (ini tergolong cepat dibanding normalnya). Kami bisa menghasilkan uang dengan mengajar kursus/ workshop walaupun tidak banyak. Dia menjadi teman pertamaku saat naik Mayasari Bakti warna hijau (rute: Bekasi > Kampung Rambutan) di tahun 2008. Dia menjadi temanku makan indomie telor, sawi, cabai rawit di sekitaran rental komputer area kampus setiap harinya, karna kami tidak punya uang jajan yang banyak.

Ketika aku menghadapi kesulitan dalam mengerjakan tugas-tugas kampus, tidak punya laptop/ komputer, tidak punya printer, tidak punya internet, menggunakannya pun masih bingung, Tuhan mempertemukanku dengan Vic*, perempuan batak yang punya fasilitas itu, rumahnya juga tidak jauh dari kampus sehingga setiap ada tugas, kami selalu ke rumahnya untuk meminjam fasilitas itu. Awal bertemu, aku selalu berpikir bahwa dia adalah orang yang selalu keliling Indonesia kar'na menggunakan kaos putih dengan tulisan Lombok, Yogya, Bali dll. tapi ternyata setelah aku tanya, itu semua kaos pemberian.

Ketika aku menghadapi kesulitan dengan lingkungan baru dan keuangan, Tuhan mempertemukanku dengan Ime*, perempuan Manado yang punya karakter ceria sekalipun aku tahu dia punya banyak masalah keluarga. Dia yang selalu bersemangat mengajakku mengikuti Persekutuan Doa (PD) di kampus. Dia juga sering datang ke kos'anku untuk mengantarkan makanan (kebetulan kami tinggal berdekatan). Dia menjadi teman perjalanan di angkot saat pergi dan pulang dari kampus. Satu hal yang paling aku ingat, aku meminjam laptopnya yang berbahasa Korea untuk mengerjakan tugas, aku hanya mengira-ngira mana huruf A, B, dst. Dia menjadi temanku di warnet malam-malam untuk mengerjakan tugas.

Ketika aku menghadapi kesulitan dalam mengikuti mata kuliah di kampus, Tuhan mempertemukanku dengan Kak Jen**, perempuan manis berlesung pipi. Dia menjadi Kakak Rohaniku yang membimbing, mendoakan, memberi semangatku. Dia juga yang memberikan informasi bahwa ada lowongan menjadi asisten lembaga kursus di kampus Depok.

Ketika aku menghadapi kesulitan dalam mengerjakan pekerjaan kantor di kantor pertama, Tuhan mempertemukanku dengan Fah***** dan Ir**, mereka membantuku mengerjakannya dan menungguku sampai selesai. Dia rela aku titipin nasi uduk dalam porsi banyak untuk sarapan dan makan siangku agar aku hemat. Kami selalu bersama saat pulang kantor, naik metromini dan transjakarta (berpisah di Kampung Melayu).

Ketika aku menghadapi kesulitan pulang dari kantor kar'na sudah larut malam, sangat berbahaya dan sudah tidak ada angkutan umum, Tuhan mempertemukanku dengan Su**, dia mengajakku menginap dirumahnya dan paginya kami berangkat bersama ke kantor. Beberapa kali saat lembur, dia meminta kakaknya untuk mengantarku terlebih dahulu (rute: Tebet > ITC cempaka Putih > Bekasi). Teman-teman kantorku selalu memastikan kami (khususnya perempuan) pulang dengan aman.

Ketika aku menghadapi kekecewaan mengenai gereja lokal (GMI), Tuhan mempertemukanku dengan Pendeta Jam** melalui kegiatan SPK Pemenang, aku belajar dan semakin teguh untuk tertanam di gereja lokal, berusaha memberikan kontribusi. Aku sangat bersemangat, setiap gesekan-gesekan kuusahakan untuk meresponnya dengan baik, "Respon Benar Membentuk Kedewasaan". Setelah sekian lama, aku terus mencari jawaban mengapa aku harus berada di satu gereja yang tidak berkembang, sedangkan di gereja lain tampak berkembang dan aku tidak harus repot-repot mengorbankan diriku. Sejak saat itu, aku menemukan jawabannya dan sampai saat ini terus berusaha dengan pertolongan Tuhan.

Ketika aku menghadapi kesulitan dalam memimpin organisasi pemuda/i di gereja lokal, Tuhan mempertemukanku dengan Margar***, perempuan batak yang pintar dan bijak. Dia selalu menjadi teman untuk bertukar pikiran, disaat orang-orang mempermasalahkan label methodist dan kinerja pelayanan kami. Tanpa doanya mungkin aku tidak bisa melewati hari penuntasan masa pelayananan kami tanpa air mata dan pengampunan. Sejujurnya, dari dulu aku tidak pernah ambisi untuk hal-hal organisasi, aku lebih suka melakukan perjalanan misi dan sosial.

Ketika aku menghadapi kesulitan dalam mengerjakan pekerjaan kantor di kantor kedua, Tuhan mempertemukanku dengan Marce***, perempuan Chinese yang baik hati dan ceria. Dia sudah seperti Kakakku sendiri, selalu memberikan bantuan saat aku bingung, selalu memberi semangat saat susah. Saat itu, ada sebuah project yang seharusnya di handle olehnya tapi diserahkan kepadaku kar'na dia akan cuti. Hingga suatu ketika, aku diminta bekerja di tempat project, aku sangat sedih kar'na harus berpisah sementara dengan teman-teman kantor. Aku melakukan kesalahan pada suatu hari dan dia menelponku untuk menguatkan. Aku menyelesaikan project dengan baik dan aku diberi reward atas apa yang sudah aku lakukan.

Ketika aku menghadapi kesulitan mencari ide untuk Sekolah Minggu, Tuhan mempertemukanku dengan Sel**, perempuan cantik yang juga Guru Sekolah Minggu. Kami selalu bertukar pikiran dalam mencari ide, dia juga membantuku saat aku harus menyelesaikan kerajinan tangan. Dia menemaniku berkeliling mencari kos'an, saat kami harus pindah lokasi kantor.

Ketika aku menghadapi ketidaknyamanan di kantor ketiga, aku merasa mereka seperti terancam dengan kehadiranku, saat itu juga Tuhan mempertemukanku dengan Ci De**, perempuan Chinese yang baby face. Dia menjadi tempat curhatku selama perjalanan pulang di transjkarta, ketika aku merasa tertekan dengan Project Managerku dan Coach yang mengajariku. Hari dimana aku ditahan pulang sebelum menyelesaikan tugas perhitungan pajak dari Project Manager sangat menyedihkan bagiku sekaligus aku merasa dipermalukan. Coach yang mengajar dengan kecepatan tinggi, mengalahkan kecepatan cahaya supaya aku bisa segera menguasai semua module HR dan presentasi di depan managerku sangat dan sangat membuatku terbebani. Gemetar dan tertunduk malu yang bisa kulakukan saat mereka menembakkiku dengan pertanyaan-pertanyaan yang sulit, demi alasan agar aku kuat ketemu client yang kritis mereka melakukannya?. Aku memilih berlama-lama di toilet daripada di meja kerjaku, kadang tertidur.

Ketika aku menghadapi ketidaknyamanan di kantor dan ingin segera pindah kantor, Tuhan mempertemukanku dengan Wah**, teman baikku di kantor sebelumnya. Dia mengajakku bekerja di kantornya dan tanpa berpkir lama, aku langsung setuju.

Ketika aku menghadapi suasana lingkungan kantor yang baru, kantor keempat. Aku banyak mendengar informasi bahwa untuk menjadi karyawan tetap disini susah, perlu bertahun-tahun bahkan sampai 5 tahun, saat itu Tuhan mempertemukanku dengan Mba Shel**, perempuan yang senang berbicara dan penyuka warna pink. Dia selalu menanyakanku setiap pagi, "nitip sarapan apa?". Aku selalu bersemangat setiap kali dia sampai di kubikal PMO. Dia menjadi teman ngobrol yang asik dan sesekali menyebalkan kar'na kepo, berbanding terbalik denganku yang cuek. Dia selalu memberi semangat. Proses menjadi karyawan tetapku hanya membutuhkan 11 bulan.

Ketika aku menghadapi kesulitan meng-handle project transformasi perusahaan, Tuhan mempertemukanku dengan Fi**, teman satu teamku yang perfeksionis, sama sepertiku. Dia membantuku mengurus konsumsi, form lembur, schedule meeting, dll. Aku kewalahan saat itu, tidak bisa cuti, kalau pun tidak masuk kantor kar'na sakit, aku tetap follow up project melalui e-mail dan whatsapp (beban tanggungjawab). Sabtu, Minggu masuk kantor, selalu pulang diatas jam 7 malam, setiap pagi meeting progress project. Aku pernah mengalami bangun tidur kesiangan jam 11 siang kar'na merasa tertekan.

Ketika aku menghadapi kesulitan dalam mengambil keputusan, kurang berpengalaman, Tuhan mempertemukanku dengan Amb**, perempuan yang senang berbicara dan baik hati. Dia selalu menjadi teman makan, makan, makan dan makan lagi. Hobi yang sama menyatukan kami, yaitu MAKAN. Dia membantuku dalam mengerjakan pekerjaan kantor saat aku bingung, dia mudah bergaul.

Ketika aku menghadapi kelelahan melayani, aku merenungkan semua yang kulakukan tentang orang lain, semua yang kupikirkan tentang orang lain, sepertinya bagianku hanya sedikit, saat itu juga Tuhan mempertemukanku dengan Pendeta Sum****, seseorang yang selalu menjadi teladanku dalam kerohanian, semangatnya yang menyala-nyala. Dia memberikanku kue ulang tahun, sekalipun aku mengetahuinya dari orang lain. Dia selalu memberikan semangat dan ide-ide.

Pertemuan-pertemuan yang menyenangkan bahkan yang terlihat tidak menyenangkan pun adalah cara Tuhan menolongku!


Kusaksikan Engkau baik ya Tuhanku
Kusaksikan Engkau dahsyat di hidupku
Kubanggakan perbuatanMu ajaib
Di s'gala jalanku
Ku nyatakan Engkau, Tuhan dan Rajaku

Hubereng do godang asi Roham di ahu
Hubereng do sude huasa Mi Tuhan
Hupuji do sude denggan basam
Di sude langkaki
Hupuji Ho Jesus, Tuhan da Rajaki
😇



0 comments:

Posting Komentar

 

You Smile I Smile ^(o.o)^ Copyright © 2010 Design by Ipietoon Blogger Template Graphic from Enakei | web hosting